Notification

×

Iklan

Iklan

Halal Bil Hahal Warga Ponorogo dalam Balutan Budaya Reog

Selasa, 25 April 2023 | 15:03 WIB Last Updated 2023-04-25T08:03:05Z

Halal Bil Hahal PAWARGO (Diaspora Ponorogo)


AKURATNEWS.ID, PONOROGO – Halal bil halal menjadi tradisi keagamaan turun temurun yang lestari bagi masyarakat tanah air yang biasanya dilakukan bersamaan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.


Bukan hal yang tak mungkin, bagaimana budaya dibalut dengan budaya, seperti yang dilakukan warga Ponorogo, yang tergabung dalam Paguyuban Warga Ponorogo (PAWARGO), menggabungkan budaya keagamaan dengan budaya tradisional, Reog Ponorogo.


Bersama Bupati, Wakil Bupati, Sesepuh Reog, Ulama/ Tokoh Masyarakat Ponorogo, pagelaran  Reog Ponorogo telah diselenggarakan di depan Pendopo Kabupaten Ponorogo, pada hari Senin 24 April 2023 pukul 20.00-24.00. 




PAWARGO yang juga disebut dengan Diaspora  Ponorogo, menghadiri gelaran hampir mencapai seribu orang berbaur bersama dengan masyarakat Ponorogo. 


Acara dibuka dengan sambutan Ketua Umum PAWARGO, dilanjutkan Sambutan Bupati Ponorogo dan Doa bersama yang dipimpin mBah Poer yang merupakan Ulama dan Tokoh Reog Ponorogo. 


Para pelaku budaya Ponorogo, menerima penghargaan.

Pada acara tersebut juga diserahkan  Piagam Penghargaan untuk 50 Tokoh Penggiat Reog Ponorogo, seperti para mantan Pembarong, Jathilan, Ganongan, dan Pengrawit Reog. 


Ketua Umum PAWARGO, Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa acara ini menjadi acara tahunan yang sudah diselenggarakan kedua kalinya, dan akan terus diselenggarakan setiap Lebaran H+3 di Pendopo Kab. Ponorogo. 


“Acara ini bertujuan utk mempererat silaturahmi dan membangun komunikasi dan networking, serta mewadahi para Diaspora Ponorogo yang akan ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam membangun Kab Ponorogo,” ujar Susiwijono. 


Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menyampaikan rasa terima kasihnya serta harapannya untuk masyarakat Ponorogo, yang disampaikannya kepada Diaspora.

“Saya berharap para Diaspora ikut bersama-sama memikirkan dan berkontribusi untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Ponorogo,” katanya. 


Acara utama pagelaran Reog Ponorogo, dimeriahkan dengan 12 dadak merak, 12 orang Penari Jathilan pilihan, 8 Ganongan dan Pengrawit, serta para pendukung gelaran Reog yang hadir lengkap dalam pagelaran ini. 


Dalam kesempatan gelaran Reog ini, Wakil Bupati Lisdyarita ikut menari bersama 12 Penari Jathilan dan 10 mantan Penari Jathilan yang sudah purnakarya. 


Mbah Wondo, mantan Pembarong ternama di Ponorogo yang saat ini sudah berusia 69 tahun dan kadang masih ikut membarong reog, menyampaikan sangat terharu dengan penghargaan yang diberikan Bupati dan PAWARGO. 




Juga Bu Mujayanah, generasi pertama Jathilan perempuan di tahun 1985 (sebelumnya Jathilan dilakukan oleh laki-laki), merasa dihargai dan diapresiasi kiprahnya dalam Seni Budaya Reog sebagai Penari Jathilan. 


Bupati Ponorogo juga menyampaikan bahwa bersama para Tokoh PAWARGO sedang terus berjuang menyampaikan ke Menteri DikBud Ristek dan menagih janji untuk mendaftarkan Seni Budaya Reog Ponorogo sebagai Warisan Tak Benda UNESCO pada tahun 2024.