Notification

×

Iklan

Iklan

PT Jasa Tirta Energi dan PT Bakti Energi Sejahtera Sepakati Kerjasama Pengembangan Biomassa

Kamis, 15 Juni 2023 | 10:45 WIB Last Updated 2023-06-15T03:45:51Z

Ki-Ka: Direktur Utama PT BEST Lutfi Nazi, Direktur Utama PT Jasa Tirta Energi Dr. Etty Susilowati.


AKURATNEWS.ID, JAKARTA – PT Jasa Tirta Energi (JTE) bersama dengan PT Bakti Energi Sejahtera (BEST) melakukan penandatangan kerjasama dalam pengembangan Biomassa dalam rangka mendukung program Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di lingkungan PT PLN (Persero) sebagai energi primer terbarukan yang selama ini menggunakan bahan bakar batu bara.

 

Semangat ini didasari untuk mendukung program pemerintah dan dunia dalam rangka zero carbon dalam industri. Yang mana, seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Jasa Tirta Energi Dr. Etty Susilowti, banyak harapan yang diusung kedua belah pihak khususnya sosialisasi dan implementasi energi bersih dan ramah lingkungan.

 

“Dengan Implementasi pemakaian energi bersih, ramah lingkungan dan terbarukan di lingkungan PLTU PLN, Harapannya, ada kebijakan dari pemerintah agar harga jual biomassa sawdust sebagai energi primer subsitusi batubara untuk PLTU PLN dapat diberikan insentif  khusus sehingga mempunyai nilai keekonomian di atas batubara,” ujarnya sesaat penandatanganan MoU di Kantornya, 18 Office Jakarta Selatan, Senin (12/6).

 

Pada saat ini belum ada regulasi Pemerintah terkait pembatasan ekspor Biomassa sawdust maupun pellet, sehingga program Co-firing PLTU Batubara memerlukan dukungan yang sangat kuat dari seluruh elemen Nasional baik Pemerintah maupun produsen Biomassa.

 

“Kondisi tersebut di atas yang kami harapkan bertahap pemerintah bisa mengatur, agar harga Biomassa Sawdust untuk Co-firing PLTU PLN memiliki nilai keekonomian yang cukup baik bagi pelaku produsen Biomassa sawdust, sehingga program percepatan zero carbon yang dicanangkan pemerintah dapat segera terwujud,” ungkapnya.

 

Senada dengan Dirut JTE, Direktur Utama PT BEST Lutfi Nazi, menjelaskan tentunya diperlukan kebijakan dari pemerintah, terkait dari harga saat ini. Karena tanpa ada kebijakan dari pemerintah akan sangat sulit tata kelola usaha produksi dan pengembangan biomassa nasional ini bisa terlaksana dengan baik.

 

“Kenapa demikian? Karena kita tahu, bahwa harga energi primer renewable terutama Biomass sawdust atau pelet ini memiliki harga jual yang tinggi untuk pasar ekspor. Kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan asing dan juga perusahaan nasional sudah mulai berlomba-lomba membutuhkan dan membeli energi-energi Biomass ini dengan harga yang jauh di atas harga yang saat ini diberlakukan untuk program Co-firing PLN,” katanya.

 

Lutfi Nazi mengharapkan atas kesepakatan yang telah ditandatangani, sebagai upaya  Sinergi antara PT BEST sebagai afiliasi PLN Grup dan PT JTE sebagai subsidiary Perum Jasa Tirta I, menurutnya sangat strategik dan penting untuk terus ditumbuhkembangkan sebagai bagian dari sinergi grup BUMN untuk memperkuat kinerja dan tupoksi pencapaian kinerja di lingkungan BUMN.

 

“Harapan kami khususnya, kinerja yang sedang kami persiapkan ini adalah kerjasama dalam pengembangan renewable energi melalui biomassa. Ini akan memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak,” ujarnya.

 

“Mudah-mudahan dengan Sinergi yang kita rintis ini bisa segera terealisasi langkah demi langkah pencapaian program pengembangan produksi Biomass untuk mendukung program co-firing di lingkungan PLN khususnya dan kegiatan zero carbon secara nasional. Sehingga, penurunan program pemakaian karbon atau dekarbonisasi di lingkungan nasional bisa bertahap berkurang. Kita ikut berkontribusi mewujudkan program pemerintah tersebut, baik dalam lingkungan PLN, dan lingkungan nasional,” lanjutnya.



 

Tak Terbatas

 

Meski dalam perjanjian yang ditangani ini tertulis selama 2 tahun, namun Lutfi menerangkan kerjasama ini memiliki sifat tak terbatas. Dalam arti, kerjasama dapat berkembang ke depannya.

 

Dia juga menyampaikan, meski tengah ditandatangani, namun masih perlu pembahasan lebih lanjut terkait kerjasama dalam implementasi program dimaksud.

 

“Untuk program co-firing Biomass tahun 2024 di lingkungan PLN sebesar 1 Juta ton dan bertahap kenaikan pada tahun 2025 sebesar 10 Juta ton,” ungkapnya.

 

Sebagai informasi, PT JTE merupakan anak perusahaan plat merah PJT I, yang selama ini diketahui bergerak dibidang konstruksi bendungan. Melalui anak perusahaannya ini, PJT I melebarkan sayap bisnisnya di Energy Baru Terbarukan.

 

Sementara itu, PT BEST merupakan afiliasi PLN yang saham kepemilikannya 100% Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN (YPK-PLN). Berkontribusi dalam jasa dan penunjang kegiatan usaha Ketenagalistrikan, mewujudkan Energi untuk Kesejahteraan yang berkelanjutan.