Notification

×

Iklan

Iklan

Pengaruh Pendekatan Belajar Saintifik Terhadap Kemampuan Berpikir Konkret ke Abstrak Pada Siswa Sekolah Dasar

Senin, 29 Mei 2023 | 12:07 WIB Last Updated 2023-05-29T05:11:06Z



Dian Kamalia  S.Pd

Staff Pengajar di SDN Sukabumi Selatan 06, Jakarta Barat


Pendekatan saintifik digunakan pada kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 dan hal tersebut tertera pada Permendikbud No. 68 tahun 2013. Dalam proses pembelajarannya terdiri dari kegiatan seperti mengamati, menanya, mengasosiasikan, mencoba, dan mengkomunikasikan. Kegiatan-kegiatan pada pendekatan saintifik tentunya mengandalkan kemampuan guru dalam menerapkannya dan kemampuan siswa dalam pelaksanaannya. 


Guru perlu memahami betul apabila ingin menggunakan pendekatan saintifik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan siswa perlu untuk mengoptimalkan kemampuan-kemampuan belajar yang dimilikinya. Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan berpikir.


Berpikir merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang dengan tujuan tertentu (Purwanto, 1990). Berpikir adalah sebuah kemampuan jiwa manusia dalam membedakan sesuatu baik secara logis, sistematis, kritis, analitis maupun kreatif. 


Memperoleh suatu kemampuan berpikir memerlukan waktu, tidak serta merta dapat diperoleh secara spontan dan mampu beroperasi langsung dengan baik, Maka sebab itulah perlu adanya sebuah metode atau pendekatan yang dapat mengasah kemampuan berpikir pada setiap orang, dalam hal ini pendekatan saintifik ditujukan untuk mengasah kemampuan berpikir para siswa sekolah dasar. 


Kemampuan berpikir secara konkret ke abstrak perlu dimiliki dan terus diasah. Dengan penggunaan pendekatan saintifik diharapkan dapat membantu siswa dalam mencapai kemampuan berpikir yang optimal.


Pendekatan Saintifik


Saintifik adalah pendekatan yang termasuk ke dalam pendekatan pedagogis yang mana proses pembelajarannya dilandasi oleh metode-metode ilmiah.  Definisi dari pendekatan ilmiah tidak terbatas hanya pada pengembangan kompetensi siswa dalam melaksanakan suatu eksperimen dan pengamatan, akan tetapi fokus juga terhadap pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan berpikir dalam proses kreatif dan inovatif. 


Karakteristik pendekatan saintifik diantaranya adalah (1) Pendekatan dipusatkan kepada siswa, (2) Pendekatan melibatkan beragam proses kognitif yang berpotesi dalam mengembangkan intelektual siswa, terutama kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, (3) Pendekatan dilakukan dengan melibatkan pembelajaran sains, (4) Pendekatan saintifik berguna dalam pengembangan dna pembentukan karakter siswa.


Menurut Daryanto (2014), pendekatan saintifik memiliki beberapa tujuan yang dianggap unggul dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lain, diantaranya:


  1. Pendekatan saintifik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual siswa, terutama kemampuan berpikir tingkat tinggi.
  2. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi sesuatu secara sistematis.
  3. Menciptakan kondisi yang menjadikan belajar sebuah kebutuhan.
  4. Memperoleh hasil belajar siswa yang baik.
  5. Memberi pelatihan kepada siswa mengkomunikasikan konsep atau ide dalam penulisan sebuah karya ilmiah.
  6. Membangun dan membentuk karakter setiap siswa.


Tahap Berpikir Intelektual Konkret ke Abstrak Siswa Sekolah Dasar


Pendapat yang dikemukakan oleh Piaget mengenai proses berpikir seseorang adalah bahwa perkembangannya berurutan dan bertahap dari konkret ke abstrak. Urutan atau tahapan-tahapan tersebut terbagi menjadi 4 yakni tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal. 


Dalam hal ini, siswa sekolah dasar berada pada usia sekitaran 7 sampai dengan 11 tahun dan masuk pada tahapan operasi konkret yang mana menurut Suparno, pada tahap ini kemampuan berpikir siswa sudah dapat dianggap menjadi operasional. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah mampu berpikir menggunakan logikanya yang berdasar pada objek fisik maupun peristiwa lainnya.


Akan tetapi pada tahapan ini siswa terbatas pada orientasi berupa objek atau peristiwa yang dialami oleh dirinya sendiri. Siswa belum mampu untuk berpikir mengenai kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat menjadi sebuah jawaban sehingga kemampuan berpikirnya pun belum formal (Suparno, 2001). Tahapan selanjutnya yang akan dialami oleh siswa khususnya kelas tinggi yang mana berada pada rata-rata usia 11 tahun keatas adalah tahap operasi formal. 


Tahapan ini adalah titik puncak dari sebuah perkembangan kognitif seseorang, di tahap ini siswa sudah mulai menunjukkan kemampuan berpikir secara logis dalam membuat hipotesis dari suatu permasalahan dan juga mampu melakukan penalaran ilmiah dengan baik.


Siswa yang berada pada tahap ini memiliki level ekuilibirium yang tinggi (Ginsburg & Opper, 1988). Siswa memiliki kemampuan berpikir yang fleksibel, efektif, dan juga mampu menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks. Hal ini menjadi dasar dari diperolehnya kemampuan berpikir abstrak, yang mana dalam berpikir abstrak siswa harus mampu berpikir fleksibel dan melihat sesuatu dari berbagai aspek maupun kemungkinan.


Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan penggunaan metode studi literatur dengan pendekatan kualititatif. Riset/penelitian dilaksanakan melalui cara studi literatur ke berbagai sumber literatur dengan cara membaca kemudian melakukan kajian dan analisis terhdap beragam jurnal dan buku yang membahas dan berhubungan dengan pengaruh pendekatan belajar saintifik terhadap kemampuan berpikir konkret hingga abstrak pada siswa sekolah dasar.


Kemudian, penelitilah yang menjadi bagian instrumen itu sendiri, hal tersebut disebabkan oleh peneliti yang memutuskan fokus dari penelitin ini, melakukan analisis materi dan juga data, serta meriset sumber-sumber data yang digunakan, yang kemudian dituangkan dan diberi kesimpulan.


Hasil dan Pembahasan


Siswa sekolah dasar yang telah memasuki dan sedang mengalami tahap operasi konkret dan operasi formal sangat membutuhkan pendampingan belajar dari guru. Guru bertugas dalam pemilihan metode, model, strategi, maupun pendekatan yang tepat bagi siswa demi mengembangkan kemampuan berpikir yang konkret sampai ke abstrak. 


Kemampuan berpikir dibutuhkan siswa supaya dirinya dapat secara mandiri menyelesaikan berbagai persoalan, menalarkan suatu objek/pengalaman/pandangan secara ilmiah. Hal tersebut berjalan selaras dengan tujuan dari pendekatan belajar saintifik.


Pendekatan saintifik memiliki peran sebagai fasilitas untuk siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya, karena pada pendekatan saintifik ini mengandalkan logika yang mana siswa pada tahap operasi konkret dan operasi formal sudah memilikinya. Di tahap ini pun siswa sudah mampu membuat hipotesis dan menalar secara ilmiah yang sesuai dengan konsep atau ide-ide dalam pembuatan suatu karya ilmiah. 


Kemampuan tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan intelektual, hasil belajar, dan pembentukan karakter siswa.