
Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia (SMSI), Dar Edi Yoga/Foto. Ist/akuratnews.id
AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Ketua Umum Forum Pemred Media Siber
Indonesia (SMSI), Dar Edi Yoga, mengingatkan insan media siber untuk tetap
menjaga akal sehat jurnalistik di tengah perubahan ekosistem media yang semakin
cepat dan kompleks menjelang 2026.
Dalam refleksi akhir tahun, Dar Edi menyoroti tantangan
besar yang dihadapi media siber sepanjang 2025, mulai dari banjir informasi di
media sosial, persaingan berbasis algoritma, hingga menurunnya kepercayaan
publik akibat maraknya disinformasi dan konten sensasional.
"Media siber lahir untuk mempercepat informasi, bukan
mempercepat kekacauan. Kecepatan harus sejalan dengan verifikasi," kata
Dar Edi Yoga, Rabu (31/12/2025).
Ia menilai, tekanan untuk mengejar klik dan viralitas sering
kali menempatkan redaksi pada dilema antara idealisme jurnalistik dan tuntutan
bisnis. Kondisi tersebut diperparah dengan semakin tipisnya batas antara produk
jurnalistik dan konten media sosial.
Menurut Dar Edi, peran pemimpin redaksi menjadi sangat
krusial sebagai penjaga arah dan nilai redaksi. Pemred tidak hanya bertanggung
jawab pada performa media, tetapi juga pada kualitas informasi yang dikonsumsi
publik.
"Pemred adalah penjaga terakhir nalar publik. Di tengah
ruang digital yang semakin riuh, media justru harus menjadi penjernih,"
tegasnya.
Ia juga menyinggung tantangan ke depan, termasuk pemanfaatan
kecerdasan buatan (AI) dalam produksi konten, yang menurutnya perlu diiringi
dengan standar etika dan transparansi agar tidak menggerus kepercayaan publik.
"Masa depan media siber tidak ditentukan oleh teknologi
semata, tetapi oleh integritas orang-orang di balik layar redaksi,"
ujarnya.
Dar Edi menambahkan, Forum Pemred Media Siber Indonesia akan
terus mendorong penguatan kapasitas pemred melalui diskusi etik, peningkatan
kompetensi, serta penguatan solidaritas antarredaksi dalam menghadapi dinamika
industri media.
Menutup refleksinya, Dar Edi mengajak insan pers menyambut
tahun 2026 dengan komitmen yang sama: jurnalisme yang bertanggung jawab,
beradab, dan berpihak pada kebenaran.
"Media siber yang sehat adalah fondasi demokrasi yang
kuat," pungkasnya.
