
Delegasi OCI di Lingkungan TNI dan Polri/Foto. Ist/akuratnews.id
AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Delegasi Ordinariatus Castrensis
Indonesia (OCI) atau Keuskupan untuk umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri,
yang dipimpin oleh Romo Kolonel (Sus) Yos Bintoro, Pr, merumuskan sejumlah
langkah strategis sebagai tindak lanjut Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia
(SAGKI) 2025. Fokus pembahasan diarahkan pada tema besar Hak Asasi Manusia,
jalan perdamaian, rekonsiliasi, keadilan, dan martabat manusia.
Dalam evaluasi internal Gereja, delegasi OCI menyoroti masih
terbatasnya penugasan uskup kepada para imam untuk melayani umat Katolik yang
bertugas di lingkungan TNI dan Polri. Selain itu, "luka Papua"
disebut masih menganga dengan kondisi sosial dan ekonomi yang belum sepenuhnya
pulih, sementara tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah masih
rendah.
Dari sisi eksternal, para delegasi mengidentifikasi sejumlah
akar persoalan yang menghambat proses perdamaian dan pelayanan kemanusiaan.
Dalam perumusan kebijakan, masyarakat Papua kerap merasa kurang dilibatkan
secara adil. Gereja sendiri diakui belum sepenuhnya mampu menjadi penghubung
yang efektif antara umat dengan aparat keamanan. Di samping itu, pendekatan
kepada para pemangku kepentingan belum optimal, dan sebagian pejabat Katolik di
lingkungan TNI-Polri dinilai masih belum sepenuhnya menjadi teladan dalam
menghadirkan nilai-nilai iman di tengah tugas kenegaraan.
Delegasi OCI juga menyoroti bahwa pendekatan rekonsiliasi di
lapangan masih cenderung menggunakan cara pandang militeristik. Karena itu,
diperlukan langkah baru yang lebih humanis, dialogis, dan berbasis kasih.
Dalam refleksinya, Romo Kolonel (Sus) Yos Bintoro, Pr,
mengutip pesan kasih universal "Amor omnia vincit", kasih mengalahkan
segalanya (Roma 13:8-10), serta menyerukan agar umat "berangkat dari etika
ketaatan menuju etika tanggung jawab," sebagaimana diajarkan oleh teolog
moral Berhard Haering. Ia menegaskan, pelayanan di lingkungan TNI dan Polri
harus berakar pada spiritualitas tanggung jawab pribadi kepada Allah (Roma
14:7-12) dan semangat gembala yang menemukan kembali domba yang hilang (Lukas
15:1-10).
Rencana transformasi OCI ke depan diarahkan pada
penyelesaian persoalan sosial dengan pendekatan sejarah dan antropologi,
pembinaan "alat negara yang beriman Katolik", serta kebijakan
pembinaan yang lebih desentralistis dan berkeadilan.
OCI juga melihat peluang kerja sama lintas lembaga dengan
Kementerian Pertahanan, Kepolisian RI, pemerintah daerah, serta keuskupan
setempat untuk memperluas pelayanan pastoral bagi anggota TNI-Polri dan
keluarganya.
"Pelayanan bagi aparat negara yang beriman Katolik
bukan hanya tentang mendampingi secara rohani, tetapi juga menghadirkan wajah
Gereja yang humanis dan membawa damai di tengah masyarakat," ujar Romo Yos
Bintoro, Kamis (6/11).
Delegasi OCI menegaskan komitmennya untuk terus "bergerak
bersama tidak hanya dalam aksi, tetapi dengan kekuatan Roh Kudus, demi
memenangkan hati dan pikiran rakyat."
