AKURATNEWS.ID, JAKARTA – Pro kontra Presiden ke-2 Republik
Indonesia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional menimbulkan pro kontra yang
belum berujung hingga saat ini. Pandangan demi pandangan terkait penetapan
Pahlawan Nasional yang akan disematkan kepada tokoh yang disebut sebagai bapak
pembangunan ini cukup beragam. Menyikapi hal tersebut, Forum Silaturahim Kajian
Strategis Nusantara 2025 (FORSIKAS NUSANTARA 2025), yang terdiri dari KORNAS
MERAH HATI, PB 08, IKALUM FH UMP JABODETABEK, HPK dan PB IPI, turut mengambil
sikap dalam hal tersebut.
FORSIKAS NUSANTARA 2025, menyampaikan surat terbuka terkait
penetapan Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Soeharto. Dalam suratnya
FORSIKAS NUSANTARA 2025, menyampaikan padangannya menyatakan, penetapan
Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional bukan sekedar penghormatan belaka
kepada Presiden Soeharto, yang diketahui sudah membawa Bangsa Indonesia selama
32 tahun di bawah kepemimpinannya.
“Kami dari Organisasi yang tergabung dalam Forum Silaturahim
Kajian Strategis Nusantara menyatakan DUKUNGAN penuh dan bulat kepada
Pemerintah Republik Indonesia agar menetapkan almarhum Presiden Republik
Indonesia Ke-2, Bapak Jendral TNI (Purn) H.M. Soeharto sebagai PAHLAWAN
NASIONAL,” tulisnya dalam surat tersebut.
“Dalam Kaca mata kami penetapan ini bukan sekedar
penghormatan belaka melainkan kewajiban moral bangsa untuk mengakui dan
menghargai jasa jasa fundamental yang telah beliau ukir dan wariskan, hingga
hari ini masih dinikmati oleh bangsa dan rakyat Indonesia,” lanjut ujaran dalam
surat terbuka.
Surat yang diterima redaksi akuratnews.id, melalui pesan
whastapp perwakilan FORSIKAS NUSANTARA 2025, yang diwakili oleh Koordinator
Nasional (Kornas) Relawan Merah Hati Indonesia, Hendri Kurniawan, SH, ada tiga
hal yang menjadi alasan mengapa Presiden Soeharto pantas menyandang sebagai
Pahlawan Nasional.
“Dalam Kaca mata kami penetapan ini bukan sekedar
penghormatan belaka melainkan kewajiban moral bangsa untuk mengakui dan
menghargai jasa jasa fundamental yang telah beliau ukir dan wariskan, hingga
hari ini masih dinikmati oleh bangsa dan rakyat Indonesia.”
Dukungan ini didasarkan atas tiga pilar utama kontribusi
besar yang tercatat dalam sejarah bangsa :
1. JASA DAN PRESTASI
DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN MILITER
Alm. Jendral TNI (Purn) H.M. Soeharto adalah seorang pejuang
sejati yang membuktikan pengabdiannya sejak masa revolusi.
- Serangan Umum 1 Maret 1949 : Beliau berperan kunci sebagai Komandan Lapangan yang memimpin operasi militer. Aksi ini berhasil membuktikan kepada dunia melalui Perserikatan Bangsa Bangsa bahwa Republik Indonesia masih eksis dan berdaulat dengan mematahkan propaganda Belanda
- Pembebasan Irian Barat : Beliau dipercaya sebagai Panglima Komando Mandala. Memimpin operasi militer dalam pengintergrasian Irian Barat ( Papua ) ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Penyelamatan Ideologi Bangsa : sebagai Pangkostrad mengambil inisiatif dan tindakan cepat dalam memulihkan keamanan dan ketertiban pasca peristiwa G 30 S / PKI yang menjadi titik balik penyelamatan ideologi Pancasila dan keutuhan bangsa dan Negara.
2. ARSITEK
MODERNISASI PEMBANGUNAN NASIONAL
Dibawah kepemimpinan beliau, Indonesia bertransformasi dari
keterpurukan ekonomi pasca kemerdekaan menuju pembangunan yang terarah. Dengan
konsep TRILOGI PEMBANGUNAN ( Stabilitas Nasional, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pemerataan
Pembangunan ) yang menjadi road map pembangunan Indonesia selama puluhan tahun,
- Swasembada Pangan melalui intensifikasi pertanian, Indonesia mencatatkan Prestasi monumental dengan mencapai swasembada beras pada tahun 1984 yang berupa pengakuan dunia dari FAO
- Pemerataan Kesejahteraan dan Infrastruktur: Program seperti INPRES Sekolah Dasar secara massif memberantas buta huruf, Pembangunan Infrastruktur ( Jalan Raya, Irigasi, Telekomunikasi ) dibangun secara merata. Yang membentuk Tulang Punggung Konektivitas ekonomi yang masih berfungsi hingga kini.
3. INTERGRASI DAN
STABILITAS BANGSA
Beliu berhasil menciptakan iklim kondusif bagi pembangunan
dengan memastikan keutuhan dan kestabilan negara :
- Stabilitas Politik Jangka Panjang : Stabilitas politik dan keamanan nasional yang terjamin selama tiga dekade merupakan prasyarat utama bagi masuknya investasi dan terlaksananya pembangunan ekonomi yang massif dan berkelanjutan.
- Penguatan Konsesus Ideologis : melalui program P4 (Penataran Pendidikan Pengamalan Pancasila ) yang merupakan penguatan Pancasila sebagai Asas Tunggal bagi organisasi dan masyarakat sebagai bentuk upaya mencegah disintergrasi bangsa atas dasar SARA dan Ideologi yang bertentangan.
- Normalisasi Hubungan Internasional : Keputusan cepat untuk menormalisasikan hubungan dengan negara negara tetangga dan dunia internasional yang membuka pintu bagi Indonesia untuk fokus dalam membangun Bangsa dan Negara (alih alih berkonflik).
"Kami menyadari bahwa setiap masa kepemimpinan nasional
memiliki dinamika dan kontroversi. Namun, kami Forum Silaturahim Kajian
Strategis Nusantara 2025 mengajak seluruh elemen bangsa untuk melihat sejarah
secara utuh, adil, dan berimbang," ujar Hendri.
"Dalam hal ini kami berpendapat : jasa jasa fundamental yang telah diberikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Ke-2, Alm. Jendral TNI (Purn) H.M. Soeharto kepada negara dan bangsa ini SANGAT LAYAK diakui melalui gelar PAHLAWAN NASIONAL. Penghargaan ini adalah sebagai bukti cerminan bangsa dan negara dalam menghargai jasa jasa pemimpinnya. Serta kami berharap Pemerintah dan Lembaga terkait dapat segera MENETAPKAN Alm. Jendral TNI (Purn) H.M. Soeharto sebagai PAHLAWAN NASIONAL," papar Hendri untuk FORSIKAS NUSANTARA 2025.
Sebagai informasi, organisasi yang tergabung dalam Forum
Silaturahim Kajian Strategis Nusantara 2025 : KORNAS MERAH HATI ( Koordinator
Nasional Relawan Merah Hati Indonesia), Pejuang Bangsa 08, IKALUM FH UMP
JABODETABEK (Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Palembang Jabodetabek), HPK ( Himpunan Pengusaha Kosgoro 1957 ), PB IPI (
Pengurus Besar Ikatan Paritrana Indonesia ).

