Notification

×

Iklan

Iklan

Mata-mata Israel Memperingatkan Rencana Iran Menyerang Negara Teluk

Sabtu, 24 Desember 2022 | 12:51 WIB Last Updated 2022-12-24T05:51:59Z

 

Rudal milik Iran/The Inquisitr

AKURATNEWS.ID, JEDDAH – Hal mengejutkan datang dari Negara-negara Teluk.Mata-mata Israel telah memperingatkan rencana besar Iran untuk melakukan serangan baru terhadap Negara-negara di wilayah Teluk. Penyerangan rencananya dalam rangka memperluas pasokan senjata canggih ke Negara Rusia. Peringatan tersebut disampaikan oleh Kepala Mata-mata Israel pada Jumat lalu.


Kepala Badan Intelijen Mossad David Barnea, mengatakan rezim Teheran mendorong kemajuan program nuklirnya secara signifikan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.


“Kami memperingatkan terhadap niat masa depan Iran, yang mereka coba rahasiakan, untuk memperdalam dan memperluas pasokan senjata canggih ke Rusia, untuk memperluas proyek pengayaan uranium dan untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap negara-negara Muslim yang bersahabat di kawasan itu,” kata Barnea, dilansir dari Arabnews, 24 Desember 2022.


Lebih jauh, Kepala mata-mata Israel menggambarkan rezim Iran sebagai rezim "kurang ajar."


"Ketika satu tangan mengirim diplomat Iran ke Wina untuk negosiasi, tangan lainnya mengirim teroris Iran untuk membunuh orang tak berdosa di seluruh dunia," katanya.


Pada tahun 2019, atas serangan yang terjadi di timur Kerajaan Arab Saudi atas infrastruktur minyaknya, Arab menyalahkan Iran atas serangan tersebut. Yang mana serangan dilakukan dengan menggunakan drone bersenjata yang sama,  yang sekarang dikerahkan oleh pasukan Rusia di Ukraina.

 

Kerajaan itu juga telah berulang kali diserang dalam beberapa tahun terakhir oleh drone, rudal, dan mortir yang diluncurkan oleh milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman. Houthi juga menyerang Abu Dhabi dengan drone pada Januari tahun ini.

 

AS telah menyatakan kekhawatiran atas "kemitraan pertahanan skala penuh" antara Teheran dan Moskow, yang menginvasi Ukraina Februari lalu. Teheran telah mengakui telah mengirim pesawat tak berawak ke Rusia, tetapi bersikeras mereka dipasok sebelum invasi.


Awal bulan ini Washington menggambarkan hubungan yang luas antara Iran dan Rusia yang melibatkan peralatan seperti helikopter dan jet tempur serta drone, yang menyebabkan dikeluarkannya sanksi baru oleh AS.


Utusan Moskow untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa kompleks industri militer Rusia "tidak memerlukan bantuan siapa pun" dan mengatakan tuduhan drone telah dibantah beberapa kali.


Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan rezim Teheran, setelah lebih dari tiga bulan protes sipil, "mencapai kesepakatan kotor" dengan Moskow "dalam upaya putus asa untuk bertahan hidup."


“Drone buatan Iran yang dipasok ke Rusia telah memainkan "peran sentral" dalam serangan terhadap sasaran sipil di Ukraina,” kata Kementerian Luar Negeri Inggris.


Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan tidak akan "meminta izin dari siapa pun" untuk memperluas hubungan dengan Rusia. "Kerja sama antara Iran dan Rusia di berbagai bidang termasuk pertahanan berkembang dalam kerangka kepentingan bersama ... dan tidak bertentangan dengan negara ketiga mana pun," kata juru bicara kementerian Nasser Kanani.