Notification

×

Iklan

Iklan

Penelitian: Korea akan Menghadapi Kekurangan Dokter

Senin, 26 Desember 2022 | 11:35 WIB Last Updated 2022-12-26T04:35:11Z

 

Ilustrasi akan adanya kekurangan dokter di Korea/Pixabay.

AKURATNEWS.ID, KOREA – Keberadaan dokter menjadi hal penting dalam sebuah Negara, dalam mengatasi kesehatan masyarakatnya. Namun demikian, kepentingan itu terkadang tidak didukung dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menciptakan dokter-dokter handal yang dibutuhkan, khususnya dalam bidang spesialis.


Sebagai Negara yang terus bertumbuh, Korea dihadapkan dengan langkanya keberadaan dokter, khususnya dokter-dokter spesialis. Sebuah penelitian mengungkap, Korea akan menghadapi kekurangan dokter spesialisnya di beberapa bidang, jika pertumbuhan dokter masih tetap sama seperti saat ini.


Badan Studi Korea Institute for Health and Social Affairs (KIHASA), menginformasikan dari penelitiannya sekitar  14.334 dokter dibutuhkan hingga tahun 2030, yang akan meningkat menjadi 27.232 pada tahun 2035, demikian dilansir dari The Korean Times, (26/12).


Dalam penelitian itu juga disebutkan pada tahun 2035, Korea akan kekurangan pasokan dokter spesialis anak dan ahli saraf. Selain itu, kekurangan ahli bedah, seperti ahli ortopedi dan dokter kandungan, juga akan terjadi, diikuti oleh ahli anestesi dan ahli patologi (7.450) dan dokter umum (1.032).


Dari data yang dikumpulkan KIHASA, menurut angka kelahiran yang rendah, penuaan dan perubahan struktur penyakit, dari tahun 2025 hingga 2030, akan terjadi kekurangan dokter praktik, meskipun ada peningkatan perawatan nantinya.


"Kecuali untuk departemen kedokteran pencegahan setiap departemen, dari 2025 hingga 2030 akan mengalami kekurangan dokter praktik meskipun permintaan perawatan kesehatan meningkat di masa depan," kata penelitian tersebut.


Untuk memenuhi keseimbangan tersebut, KIHASA menjelaskan beban kerja satu dokter akan ditambah 14,7 persen untuk memenuhi permintaan jika pasokan dokter tetap atau tak berubah keberadaannya.


Sebelumnya, KIHASA mengindikasikan bahwa sekolah kedokteran harus merekrut 1.500 mahasiswa kedokteran tambahan per tahun dari tahun 2027 hingga 2050, dalam penelitiannya yang dirilis pada tahun 2020.

 

Kuota pendaftaran siswa sekolah kedokteran Korea telah ditetapkan pada 3.058 sejak tahun 2006 untuk mengontrol "kualitas" layanan medis. Hanya maksimal 3.058 lulusan dari 40 sekolah kedokteran di seluruh Korea yang baru dapat memasuki bidang medis setiap tahun.

 

Pemerintah mencoba meningkatkan jumlahnya menjadi 4.000 pada tahun 2020 tetapi ada reaksi dari kalangan medis, yang diikuti dengan pemogokan massal. Saat itu, kedua badan sepakat untuk melanjutkan diskusi setelah jumlah kasus COVID-19 stabil.

 

Karena negara secara bertahap mencabut langkah-langkah COVID-19, diskusi diperkirakan akan segera dilanjutkan.

 

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Cho Kyoo-hong mengatakan, sudah waktunya untuk membahas masalah ini dengan kalangan medis, karena masih ada suara yang meminta kuota yang lebih besar di sekolah kedokteran. Dia menunjukkan penuaan, perbedaan regional, dan pandemi di masa depan sebagai alasan permintaan tersebut.

 

“Mengingat tren stabilisasi COVID-19, (kementerian) akan aktif bekerja sama dengan kalangan medis pada tahap awal,” katanya pada jumpa pers baru-baru ini pada 19 Desember.